Kalau
kita telaah secara kemanusiaan, pada dasarnya Indonesia itu sendiri memiliki
ragam budaya dan pemikiran serta kepercayaan yang selanjutnya disebut agama.
Pada
dasarnya, agama itu sendiri adalah cara pandang kemanusian untuk memiliki rasa
tanggung jawab kepada Tuhan Pencinta Alam Semesta. Alam Semesta itulah media
manusia untuk hidup saling mengerti antara manusia itu sendiri dengan alam
sekitarnya.
Ribuan
Tahun silam, indonesia terdiri dari ratusan bahkan ribuan kerajaan yang
tersebar diberbagai daerah tempat seluruh kepulauan Indonesia. Semua kerajaan
di indonesia itu berbeda prinsip dengan satu tujuan berpikir untuk percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui Alam Semesta untuk kepentingan kesejahteraan
manusia itu sendiri.
Mungkin
kita tidak tahu rahasia alam itu sendiri, hanya sebagian orang yang mengerti
menerjemahkan itu semua, bahwa segala sesuatu kepercayaan, budaya, adat
istiadat yang menyangkut kebiasaan manusia semua satu dalam “Pikiran”.
Otak
manusia secara filosofi terdiri dari 2, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak
kiri bersifat Object, yang selalu berpikir logis. Segala hal yang bisa diterima
akal budi kita, demikianlah otak kiri kita melakukan hari demi hari dalam
kehidupan kita. Otak kanan adalah berpikir subject, melahirkan hal-hal
spiritual yang tidak bisa diterima secara akal sehat oleh otak kiri (berpikir
object).
Dari
hal tersebut, manusia pada umumnya melahirkan hal-hal yang tidak masuk akal
diciptakan meminta kepada Alam Semesta melalui otak kanan manusia itu sendiri.
Demikian juga hal-hal yang menyangkut spiritual dilakukan oleh otak kanan
manusia itu. Sifat otak kanan itu berpikir tidak terbatas. Demikian
keistimewaan otak kanan dekat dengan alam semesta untuk melahirkan hal-hal
keluar biasaan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Demikianlah
juga “Bhineka Tunggal Ika” di indonesia. Semua aliran kepercayaan yang tercipta
melalui budaya itu sendiri sama konsepnya pada kehidupan indonesia. Hanya
kadang kita tidak sadar, kepada siapa sebenarnya kita meminta. Pada dasarnya
kita melakukan doa, meminta, berpikir dan lain sebagainya dalam konteks dekat
dengan Tuhan Yang Maha Esa, pada dasarnya semuanya itu kita meminta hal apa
saja adalah kepada sistem yang sudah dibuat olehNya yaitu Alam Semesta.
Kita
jangan salah menafsirkan ritual-ritual kuno yang dilakukan oleh para leluhur
kita bahkan masih terjadi sampai sekarang. Itu semua dilakukan oleh pikiran
meminta kepada Alam Semesta (Sistem Tuhan Yang Maha Esa). Adapun hal atau
tempat yang dikeramatkan adalah sifatnya untuk menjaga alam sekitar tersebut
untuk selalu terjaga dan memberikan kehormatan tersendiri kepada Alam Semesta
karena sudah memberikan kehidupan yang baik kepada manusia itu sendiri.
Bisa
kita bayangkan, saat ini banyak bencana alam terjadi, itu dikarenakan kita
tidak bisa menjaga kesinambungan antara alam dan kehidupan kita. Kita sudah
terlalu kacau dengan pikiran object kita, bahwa segala sesuatu itu bisa
dilakukan dengan akal sehat tanpa memikirkan efeknya kemudian hari pada diri
manusia itu sendiri.
Saat
alam itu butuh kesinambungan, dia akan memberikan tanda-tanda alam itu sendiri
kepada kita untuk menjaganya. Alangkah baiknya kita mengerti itu, alangkah
indahnya kalau kita jalankan itu, alangkah mengertinya alam itu sendiri kepada
manusia. Hanya manusia itu sendiri yang tidak peduli kepada alamnya.
Berpikirlah untuk berbudaya mengerti alam, maka alam itu sendiri akan
menjagamu.
Mari
kita kembali kepada konsep alam !!! (25/12/2013)
Sumber : http://www.kompasiana.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar