Jumat, 19 Desember 2014

Ekonomi Syariah: Ekonomi, Manusia, dan Makna Hidup*

Sistem ekonomi yang mendominasi di dunia saat ini adalah kapitalisme. Kapitalis meyakini bahwa profit adalah sumber kebahagiaan. Maka mekanisme pasar menjadi jiwa dari kapitalisme. Pada akhirnya mekanisme pasar ini memang memberikan profit yang besar, tetapi profit yang besar ini hanya dinikmati segelintir orang. Parahnya, apabila mekanisme pasar mengalami kerugian, maka seluruh masyarakat akan merasakan dampaknya.
Maka kapitalisme dengan mekanisme pasarnya membuat manusia hanya melihat satu tujuan akhir yaitu profit. Namun, peraih nobel perdamaian Prof. Muhammad Yunus mengatakan dalam bukunya yang berjudul “Creating World Without Poverty” bahwa kodrat manusia itu multi dimensional. Artinya bukan kodrat seorang manusia hanya mengejar 1 tujuan (profit) dalam hidupnya. Maka manusia, untuk melengkapi diri menuju kebahagiaan, mengejar tujuan lain selain kekayaan diri.
Manusia mulai menyadari, bahwa hidup itu ada batasnya. Harta yang banyak tidak menjamin kebahagiaan. Maka manusia sadar makna hidup yang singkat ini bukan kemapanan pribadi, tetapi kebermanfaatan. Manfaat yang hingga manusia meninggal, tetap memberikan manfaat yang tiada putusnya. Contoh terbesarnya adalah Bill dan Melinda Gates serta Warren Buffet menyumbangkan sebagian kekayaannya untuk usaha pengentasan kemiskinan lewat yayasan The Melinda & Bill Gates Foundation. Karena mereka menyadari bahwa seluruh kekayaan mereka tidak akan cukup untuk memuaskan nafsu pribadi, tetapi sebagian kekayaan mereka bisa membuat orang lain memiliki harapan.
Jauh sebelum mereka menyadari hal ini, ekonomi syariah sudah mendesain bagaimana sistem ekonomi untuk manusia sesungguhnya. Kekuatan ekonomi syariah ada pada sinergi dari berbagai aspek kehidupan. Baik itu aspek individu, hubungan antar individu, dan hubungan individu dengan tuhannya. Ini tertuang pada 3 pilar utama ekonomi islam (mengutip dari presentasi Pengantar Ekonomi Islam oleh Suherman Rosyidi) yaitu keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan. Zakat sebagai salah satu instrumen penting di ekonomi syariah menjadi bukti bahwa ekonomi syariah secara terstruktur memberikan ruang untuk kebermanfaatan hidup sekaligus jalan menuju kesejahteraan seluruh umat.
Maka, ekonomi syariah adalah sistem ekonominya manusia karena mengarahkan manusia untuk menjalankan roda perekonomian sebagai jalan menciptakan kesejahteraan, kebahagiaan lahir dan batin, serta kesuksesan dunia dan akhirat. Bukan nominal profit semata.

*Esai singkat yang berhasil mendapatkan Juara 1 dalam Kompetisi Esai Ekonomi Syariah di FE UI tahun 2012


Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/12/19/ekonomi-syariah-ekonomi-manusia-dan-makna-hidup-711557.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar