Selasa, 16 September 2014

Belanda dan Jejak Penjajah

Belanda memang menjajah lebih dari tiga abad atas bangsa Indonesia. Waktu yang panjang dan lama untuk meninggalkan jejak peradaban. Negara terjajah sebesar Amerika Serikat saja memiliki tradisi warisan Inggris yang begitu kental. Brasil dana kawasan Amerika latin dengan nama, budaya, agama, dan kebiasaan penjajahnya, Spanyol ataupun Portugal. Tetangga muda kita Timor Leste masih mimiliki tradisi budaya Portugal. Nama, agama, dan bahasa mereka gunakan. Nusantara, Indonesia dari Sabang sampai Merauke, peradaban Belanda sama sekali tidak ada yang mewarnai Bangsa Indonesia. Bahasa, sama sekali saat ini tidak ada yang fasil Bahasa Belanda kecuali yang belajar dan berkecimpung secara langsung dengan Belanda. Agama, Kekristenan bukan semata dan identik dengan Belanda. Banyak faktor yang membawa Kekristenan ke Indonesia. Nama, sama sekali tidak ada nama Belanda yang dipakai orang Indonesia. Berbeda dengan penjajahan di tempat lain. Nama kota dan kawasan, sama sekali tidak ada jejak Belanda di sini. Malaysia, Australia, Singapura, tetangga kita memiliki jejak Inggris di sana. Kawasan, bahasa, peradilan dan perundangan kental Keinggrisannya. Bahasa utama mereka tetap Inggris. Jalan-jalan, blok-blok, dan penataan kota Inggris banget, bahasa gaul sekarang. Sistem yang dibangun demi kebaikan saja hancur lebur tidak tersisa. Nilai yang ditanamkan seperti sistem pertanian yang berkaitan dengan kawasan unggulan, bahasa sekarang ini. Perubahan sawah menjadi pemukiman harus lapor, pembangunan irigasi dan bendungan yang berorientasi jangka panjang, itu semua hilang musnah dan tidak berbekas. Bahkan malah yang terjadi adalah kebalikannya, tanah pertanian dengan semena-mena diuabh menjadi kawasan perumahan dan perdagangan ataupun industri. Walaupun diwarnai kekejaman dan penyiksaan yang paling biadab, namun hingga hari ini jalan Pos yang membentang dari Anyer hingga Panarukan masih baik. Kondisi yang jauh berbeda ditunjukkan jalan-jalan yang dibangun masa kini. Baru saja dibangun sudah bergelombang, aspal yang mengelupas, dan sanitasi yang buruk sehingga membanjiri daerah sekitarnya. Indonesia, sama sekali tidak terkena cengkeraman penjajahan selain fisik selama sekian abad itu. Namun menjadi luar biasa adalah keburukan, perilaku korup yang merupakan warisan Belanda yang menguratakar hingga detik ini. Sekian banyak tersingkirkan, malah hal yang buruk justru mendarahh daging di dalam pemerintahan dan pejabat negeri ini. Hal positif yang ada berarti jati diri bangsa yang kuat tersebut membanggakan, namun tidak terbina sehingga hal yang baik tidak tertanam, justru hal yang buruk mendarah daging.
Salam Damai…

Sumber : http://politik.kompasiana.com/2014/09/16/belanda-dan-jejak-penjajah-688208.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar