Belanda memang menjajah lebih dari
tiga abad atas bangsa Indonesia. Waktu yang panjang dan lama untuk meninggalkan
jejak peradaban. Negara terjajah sebesar Amerika Serikat saja memiliki tradisi
warisan Inggris yang begitu kental. Brasil dana kawasan Amerika latin dengan
nama, budaya, agama, dan kebiasaan penjajahnya, Spanyol ataupun Portugal.
Tetangga muda kita Timor Leste masih mimiliki tradisi budaya Portugal. Nama,
agama, dan bahasa mereka gunakan. Nusantara, Indonesia dari Sabang sampai Merauke, peradaban Belanda sama sekali
tidak ada yang mewarnai Bangsa Indonesia. Bahasa, sama sekali saat ini tidak
ada yang fasil Bahasa Belanda kecuali yang belajar dan berkecimpung secara
langsung dengan Belanda. Agama, Kekristenan bukan semata dan identik dengan
Belanda. Banyak faktor yang membawa Kekristenan ke Indonesia. Nama, sama sekali
tidak ada nama Belanda yang dipakai orang Indonesia. Berbeda dengan penjajahan
di tempat lain. Nama kota dan kawasan, sama sekali tidak ada jejak Belanda di
sini. Malaysia, Australia, Singapura, tetangga kita memiliki jejak Inggris di sana.
Kawasan, bahasa, peradilan dan perundangan kental Keinggrisannya. Bahasa utama
mereka tetap Inggris. Jalan-jalan, blok-blok, dan penataan kota Inggris banget,
bahasa gaul sekarang. Sistem yang dibangun demi kebaikan saja hancur lebur tidak tersisa. Nilai yang
ditanamkan seperti sistem pertanian yang berkaitan dengan kawasan unggulan,
bahasa sekarang ini. Perubahan sawah menjadi pemukiman harus lapor, pembangunan
irigasi dan bendungan yang berorientasi jangka panjang, itu semua hilang musnah
dan tidak berbekas. Bahkan malah yang terjadi adalah kebalikannya, tanah
pertanian dengan semena-mena diuabh menjadi kawasan perumahan dan perdagangan
ataupun industri. Walaupun diwarnai kekejaman dan penyiksaan yang paling biadab, namun hingga
hari ini jalan Pos yang membentang dari Anyer hingga Panarukan masih baik. Kondisi
yang jauh berbeda ditunjukkan jalan-jalan yang dibangun masa kini. Baru saja
dibangun sudah bergelombang, aspal yang mengelupas, dan sanitasi yang buruk
sehingga membanjiri daerah sekitarnya. Indonesia, sama sekali tidak terkena cengkeraman penjajahan selain fisik selama
sekian abad itu. Namun menjadi luar biasa adalah keburukan, perilaku korup yang
merupakan warisan Belanda yang menguratakar hingga detik ini. Sekian banyak
tersingkirkan, malah hal yang buruk justru mendarahh daging di dalam pemerintahan
dan pejabat negeri ini. Hal positif yang ada berarti jati diri bangsa yang kuat tersebut membanggakan,
namun tidak terbina sehingga hal yang baik tidak tertanam, justru hal yang
buruk mendarah daging.
Salam Damai…
Salam Damai…
Sumber : http://politik.kompasiana.com/2014/09/16/belanda-dan-jejak-penjajah-688208.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar