agil
Minggu, 05 Maret 2017
Mengorek Abu Sejarah Hitam Indonesia
Sumber Gambar : http://maisyatul-hanik-fib12.web.unair.ac.id/artikel_detail-86323-Umum-MENGOREK%20ABU%20SEJARAH%20HITAM%20INDONESIA.html
Download
Kamis, 23 Februari 2017
KISAH SEORANG KORBAN PELANGGARAN HAM BERAT ORDE BARU PIMPINAN JENDRAL SOEHARTO
KISAH
SEORANG KORBAN PELANGGARAN HAM BERAT ORDE BARU PIMPINAN JENDRAL SOEHARTO
Nama korban : SOEKYAT Bin BAWON
Pekerjaan sebelum
G.30.S : karyawan pabrik gula tersana
baru babakan kecamatan
Babakan Kabupaten Cirebon
Alamat :
Perumahan Karyawan PG. Tersana Baru
Complek Karang Anyar
PERJALANAN HIDUP SEBELUM TERJADINYA
G.30.S :
Saya dilahirkan
pada tanggal 13 Agustus 1938 di desa Kersana Ketanggungan barat kabupaten
Brebes Jawa Tengah. Oleh keluarga buruh rendahan sebagai buruh pabrik gula
Ketanggungan barat kabupaten Berbes . sedangakan saya punya 9 (sembilan )
bersaudara, tapi sekarang tinggal 8 ( dealapan ) saudara. Mengingat saya anak
seorang yang tidak mampu, maka pada tahun 1957 baru menyelesaikan pendidikan
dari sekolah tekhnik di Tegal, saya merantau ke Jkarta untuk mencari pekerjaan,
di Jakarta saya mendapat pekerjaan di pusat penerangan Angkatan darat jalan
segara 5 jakarta, pada waktu puspen dipimpin oleh bapak Kolonel Pingadi,dansaya
hanya sebagai pegawai honorer bagian personalia. Bekerja berjalan selam 3
tahun, tapi belum diangkat sebagai pegawai negeri sipil AD. Karena keadaan di
jakarta kehidupan pada waktu itu biayanya sangat mahal di bandingkan kehidupan
di kampung, gaji hanya cukup untuk makan belum untuk kontrakan rumah ini itu
kadang minus.
Karena kondisi
di Jakarta begitu maka saya kirim surat pada orang tua mohon di carikan
pekerjaan di pabrik gula karena kesejahteraan di pabrik gula lebih terjamin
dari pada pegwai negeri di Jakrta.
Pada tahun 1960
( tapi masih pertengahan ) saya dapat panggilan dari pabrik gula babakan berkat
usaha orang tua.
Pertengahan tahu
itu juga saya mengajukan mengundurkan diri padahal pada waktu itu kepala bagian
merasa keberatan karena tenaga saya sangat dibutuhkan bahkan beliau yaitu Bapak
Mayor SOEWIGNYA berjanji akan di angkat sebagai pegawai negeri sipil AD. Tapi
kondisi di jakarta sangat tinggi terutama ekonominya saya memakasakan diri.
Akhirnya saya di ijinkan. Terus saya memenuhi panggilan pabrik gula hari itu
juga saya terus bekerja, tapi karena pendidikan saya rendah maka say diterima
sebagai bruh rendahan. Tapi sekalipun ssebagai buruh rendahan di bandingkan
dengan pegawai negri masih unggul di pabrik gula. Malah umumnya orang kampung
yang rumahnya berdekatan dengan pabrik kalau punya anak perempuan selalu di
gadang gadang supaya cepet besar biar dapat jodoh dengan orang pabrik.
Sekitar tahun
1950 saya baru bekerja beberapa bulan di pabrik gula.didepan pondokan saya
terlihat seorang gadis anaknya karyawan pabrikjuga bernama ROKAYAH. Saya nilai
cocok untuk menjadi pendamping saya, waktu berjalan terus, lama lama saya
berfikir untuk minta orang tua saya untuk melamar gadis tersebut.
Pada tahun 1961
tepatnya tanggal 3 april 1961 saya melakasaanakan pernikahan. Karena istri saya
termasu bibit unggul maka pada tahun 1962 sudah di beri momongan lahir anak
pertama. Terus berturut – turut menjelang terjadinya G 30 S saya sudah di beri
3 anak, permpuan dua dan laki – laki satu.
Pada tanggal 7
oktober 1965 saya di tangkap oleh petugas koramil dengan tidak manusiawi,
berarti say baru bekerja di pabrik gula belum sampai 5 tahun
PROSES PENANGKAPAN :
Saya bersama –
sama 7 ( tujuh ) orang lainya di tangkap dengan tuduhan sebagai pembunuh
jendral. Padahal ke tujuh teman ini kesemunya sebagai bruh rendahan dan masuk
organisasi hanya sebagai anggota biasa yaitu organisasi serikat buruh gula (
S.B.G ) di bawah naungan SOBSI bukan PKI. Memang pada waktu itu pabrik baru
saja selesai giling, jadi istilah pabrik BUANG
CAPAI, karena seperti hari
libur maka temen temen pada pergi ada
yang ke ketanggungan barat, ke cirebon dan sebagainya, maka dalam panggilannya
tidak tepat waktu di anggap sebagai latihan ke lubang buaya. Samapi di koramil
ketuju teman kami disambut pentungan popor bedil punya tentara yang sedang
piket. Tak lama kemudian komandan koramil datang untuk memeriksa kami. Dalam
pemeriksaan kami dituduh latihan di lubang buaya jakarta. Padahal selama 3
bulan kami sednag melaksanakan giling tersebut. Selesai di periksa oleh
komandan koramil. Hari itu juga kita di angkut ke Cirebon sekitar jam 17.00
WIBmenuju kantor C.O.P korem Gunung Jati. Sampai di COP kami di sambut pukulan karet kanud yang sudah
di siapkan, tentaranya sambil ngmng ini pembunuh jendralnya. Selesai di pukuli
kami dimasukan ke kamar yang lantainya sudah di penuh lumuran darah. Rupanya
habin nyiksa orang. Sampai di kamar petugas datang dan kami di suruh buka baju
dan celana panjanghanya suruh pakai celana dalam, kaos dalam pun tak boleh.
Selesai tukar baju kami di suruh keluar dari kamar satu persatu. Di depan kamar
kam sudah tersedia meja dan alat pukul dan petugas kesemuanya berbadan gemuk
dan kumi, pokoknya seremlah. Hanya tanpa pakai tanda pangkat dana nama (
pakaian preman ) kemudian kebetulan saya bagian yang pertama, suruh duduk di
kursi kemudian jempol kedua kaki saya suruh dijepitkan di kaki meja, dan
petugas pemeriksaan yangjumlahnya tiga orang pada naik di meja sambil tertawa –
tawa. Belum di periksa pun saya sudah berteriak teriak untuk menahan rasa
sakit. Saya selalu berteriak teriak malah dia bertiga menertawakan. Sambil
membentak menyruh saya diam. Dia ngomong orang saya saja tidak sakit kamu
berteriak – teriak terus. Dalam pemeriksaan sekalipun jempol kaki di jepit oleh
kaki meja tetap pukulan kepala dan badan berjalan terus, malah kadang – kadang
puntung rokok pun di sundut ke muka saya. Semua pertanyaan mengarah pada PKI
dan pembunuhan jendral. Padahal kami hanya sekedar anggota SBG dan sebagai
buruh rendahan belum begitu banyak mengenal dunia politik. Selama pemeriksaan
kami di angkut ker rumah tahanan militer di dekat pelabuhan cirebon. Dalam satu
hari penuh dama pemeriksaan tidak di beri makan, sampai di R.T.M belum masuk
pintu sudah ramai – ramai tentara tahanan kriminil ramai – ramai memukuli kami.
Padahal kami sudah loyo. Kemudian kami bertujuh di masukan ke sel dengan
keadaan telanjang, hanya pakai celana kolor. Luas kamar sel sekitar tiga meter
di isi tujuh orang.
Karena ketujuh
orang di anggap sebagai pembunuh jendral maka tidur di sel selama 8 hari tanpa
memakai baju hanya pakai celana dalam. Di beri makan sehari hanya dua kali
dengan lauk pauk oreg dan ketewel dengan ukuran kira kira kalo sendok Cuma 6
senok. Setelah 8 hari disel kami dipindahkan pada kamar biasa sepanjang 7,5
meter. Pada waktu itu kamar seluas itu hanya diisi tujuh orang, sehingga kalau
tidur selalu di ganggu oleh tentara tahanan kriminil, sehingga kalau mau tidur
berebutan di tengah.
Selama sebulan
sejak kami di bawa ke cirebonkeluarga atau istrisaya belum tahu keberadaan kami
dimana. Hampir setiap hari selama sebulan istri saya mencari kita sambil
menggendong anak yang baru berumur 40 hari ( waktu saya ditangakapanak ke III
baru nyukur ). Kota cirebon di ubek tidak ketemu juga. Akhirnya dia putus asa
menghentikan pencarian. Selang 35 hari baru ada informasi bahwa kita berada di
RTM. Dia pergi berangkat ke cirebon menuju RTM. Sampai di Cirebon ( RTM ), para
istri sudah kumpul didepan RTM, kemudian komandan RTM yaiut Bapak Peltu NGADIRO
memerintah pada bawahannya untuk membuka jendela memperlihatkan kami yang
berada di RTM. Tapi karena pandangan jarak jauh maka wajah – wajah sangusmai
tidak jelas siapa – siapanya, tetapi istri saya sekalipun tidak jelas muka sang
suami, tapi dia punya keyakinan bahwa sang suami tidak terbunuh ( masih hidup
). Hampir tiap hari tapol berdatangan hasil tangkapan – tangkapan dari daerah
selama 4 bulan sehingga penghuni RTM hampir penuh. Tapi umumnya kebanyakan
mukannya berlumuran darah. Selama hampir 4 bulan kami belum di besuk oleh
keluarga, jadi tentang makan hanya mengandalkan dari pemerintah dua kali sehari
dengan air panas satu gelas. Nasi yang di pincuk, seperti pincukan kembang.
Kalau orang cirebon bilang pincukan karmiem. Itu kadang – kadang aga basi.
Untuk tambahan makanan supaya kalau malam perut tidak keroncongan maka kalau
pagi ada perintah dari komandan kompi untuk berjemur diri, didepan kamar, itu
ada kesempatan untuk mencari rumput – rumput yang sekiranya bisa di makan alias
rumput teki, daun kersem dan lain lain di ambil masing –masing anggota, untuk tambahan
makanan. Setelah masuk kamar rumput tersebut di kumpulkan oleh ketua kelompok
untuk di celupkan di air panas. Jatah air panas dan nasi datang rumput tersebut
di celupkan di air panas, sekitar 10 menit diangkat terus dibagikan ke setiap
anggota, kita makan bersama sekamar. Teman – teman sambil makan ada yang
ngomong “BEGINILAH TAHANAN POLITIK, DI ZAMAN ORDE BARU JENDRAL SOEHARTO SUNGGUH
KEJAM. DULU ZAMAN PENJAJAH TIDAK BEGINI, MENGHORMATI TAHANAN POLITIK”.
Setelah kamar
sudah terisi selama 5 bulan mulai dari team pemeriksa mulai bekerja memeriksa
para tahanan. Dalam pemeriksaan tidak di dalam RTM melainkan dipanggil satu
persatu di bawa kekantor CPm. Setiap pulang pemeriksaan ke RTM umumnya mukanya
pada bengep. Lama y 6 bulan menjadi penghuni RTM baru para keluarga di ijinkan
untuk besuk itupun terabatas 3 orang yang di perbolehkan masuk. Masuknya para
keluarga untuk menemui apakah suaminya ataupun adik, orang tua dan sebagainya
dalam pemeriksaana apa itu makanan atau orangnya di periksa ketat malah kadang
– kadang makanan yang di anggap enak di
cicipi oleh para penjaga, sampai pepaya pun dalam pemeriksaan di belah ,
mungkin barang kali di dalamnya ada bom.
Di RTM disamping
setiap hari secara bergilir diperiksa di kantor CPM, ada pula bagi orang –orang
yang di anggap tokoh di bon oleh petugas pada malam hari dengan pakaian preman
entah mau dibawa kemana, sampai saat ini belum ada informasi. Di kecamatan saya
di bon ( di bawa ) antara lain :
1.
Sdr
WA’AN dari desa babakan
2.
Sdr
TURAH dari desa pakusamben
3.
Sdr
WASMAD dari desa karang wangun
4.
Sdr
SUMANTA dari desa kudukeras
5.
Sdr.
JURI dari desa gebang
6.
Sdr
MAKSIN dari desa pelayangan
Selama 4 tahun
di cirebon orang selalu berpindah pindah dan di kerjakan ( korve ) tanpa diberi
imbalan sepeserpun, malah kadang di pertontonkan pada khalayak ramai biar kita
pada malu, kita kan tidak semua orang tahanan pegawai rendahan, ada pegawai
tinggi, ada intelek, ada orang kaya yang biasa diladeni pembantunya. Masa ada
yang suruh nyapu pasar, nyapu trotoar jalan, tembok tembok depan toko cina
pokoknya dipermalukanlah. Tapi sekalipun demikian kami sadar yang namanya orang
tahanan. Memang kebanyakan masyarakat simpati pda kita, nyatanya banyak
masyarakat yang memberi makanan dan minuman walaupun secara sembunyi –
sembunyi, ada yang sambil lewat mengeluarkan air mata.
Lokasi yang
pernah di tempati tapol yaitu :
1.
PERMAT
( persatuan masyarakat cirebon )
2.
RTM
3.
SEDONG
4.
HARJAWINANGUN
5.
DAERAH
SINDANG LAUT
Yang
terakhir menjelang tahun ke 8 dipindahkan ke
masing – masing koramil.
Termasuk saya
dipindahkan ke koramil babakan. Kebetulan pda waktu itu bintara tinggi logistik
yaitu Peltu SOEMANTRI kenalan lama sejak beliau bertugas di koramil babakan,
waktu jamannya B.O.D.M setelah saya pindah dari koramil karang sembung ke
koramil babakan dapat seminggu saya ditawari untuk membantu administrasi dan
jru ketik koramil. Akhirnya menerima. Tapi saya bersama teman –teman saya tetap
tidur di koramil. Selama di koramil kebetulan di babakan ada agen erek erek,
jadi teman –teman bisa diberi kesempatan untuk menjadi pengedar erek – erek.
Tapi saya sudah diperbantukan pada administrasi jadi saya tidak bisa ikut jadi
pengedar erek – erek, hanya kalau sore suruh membantu BINTARA PEMBINA DESA (
BABINSA ) yang piket. Memang saya diberi fasilitas oleh bapak SOEMANTRI sewaktu
waktu bisa tidur dirumah. Tapi tidak setiap hari dong. Nah karena sudah saya
ceritakan didepan bahwa istri saya adalah jenis bibit unggul, maka selama saya
di KORAMIL, orang namanya suami istri akhirnya istri saya mengandung alias
bunting. Menjelang saya akan di buang kepulau buru, saya di tarik lagi ke
cirebon disekap lagi di RTM.
Di penjara RTM
selang beberapa bulan orang – orang yang akan di kirim ke pulau Buru pada di
foto termasuk saya. Tak lama kemudian kita suruh persiapan pakaian, tikar
bantal, alat makan, hanya sendok tidak boleh, ini pun tidak ada penjelasan apa
– apa dari petugas mau apa dan mau di kirim kemana kami tidak tahu. Pda paginya
di depan RTM sudah disiapkan kendaraantruk untuk menganggkut kami sekitar jam
04.00 WIB. Terus kita digiring keluar suruh naik truk. Disitu masing – masing
pada tanda tanya mau dibawa kemana apakah mau dibunuh atau mau dibuang kami
tidak tahu. Hari itu pas hari besuk sehingga para keluarga tidak bsia ketemu,
hanya disodori pakaian sisa yang dibawa. Keluargapun pada tanya suami saya mau
dibawa kemana. Sang petugas sama sekali tidak memberi jawaban. Pada akhirnya
para keluarga ada yang menangis, bahkan ada yang semaput, termasuk istri saya.
Umumnya para keluaraga pada menafsirkan setiap dibawa pakai truk pasti mau di
bunuh.
PROSES PEMBERANGKATAN DARI RUMAH PENJARA
RTM MENUJU NUSA KAMBANGAN
Kami berangkat
dari rumah tahanan militer cirebon menuju nusa kambangan pada jam 05.00 WIB
lewat jalur selatan. Pemberangkatan kami di kawal ketat sekali bagaikan keadaan
darurat perang. Sepanjang jalanpun penjaga setiap penjuru, digan – gang dan
lain lain.
Pada waktu di
berangkatkan dari RTM karena masih gelap jatah makan darai pemerintah belum
datang, sehingga kami berangkat dalam keadaan lapar. Sedangkan jarak dari Cirebon ke Nusakambangan hampir satu hari.
Jadi ditruk banyak teman yang semaput. Tapi bukannya ditolong atau diobati kok
malah di tempelengi. (ini adilkah secara kemanusiaan ).
Perjalanan
samapai di Cilacap pada jam 18.00, tempat tambatan sodong dekat pantai
Nusakambangan. Di tambatan sodong sudah disediakan perahu kecil untuk
mengangkut kita ke rumah tahanan LINUS BUNTU. Perahu kecil yang akan mengangkut
ke LINUS BUNTU sangat kecil ukuran seharusnya hanya untuk 10 orang, tapi itu di
tumpangi sampai 25 orang sehingga tidak bisa bernafas. Untung jarak dari
tambatan ke LINUS BUNTU agak dekat sehingga perjalanan tidak begitu lama, kalau
kjauh mungkin banyak yang kehabisan oksigen.
Sampai di linus
buntu, disambut oleh MIMBAB ( pimpinan lembaga kemasyarakatan ). Terus kita di
apel untuk masuk ke kamar dengan mendapat jatah pukulan kenud di masing masing
kepalanya oleh penjaga ( sipir ).
Setelah beberapa
jam kita istirahat di kamar, tak lama ada seorang napi membawa drum bekas rebusan
singkong, ya kira kira masih ada sedikit intip singkong, drum disodorkan di
depan pintu kamar. Teman – teman melihat ada makanan pada bangunberbondong
bondong menuju pintu yang jerujinya pakai besi pada nyelonongkan tangan lewat
jeruji besi. Sangking banyaknya tangan dan singkongnya hanya sedikit yang
menenmpel drum sehingga tangan diselonongkan kedrum hanya ketempelelan singkong
di jari jarinya. Nah teman yang antrinya dibelakang melihat teman yang jarinya
ketempelan singkong digigit supaya pindah kemulutnya yang merebut. Ada juga
yang jarinya berdarah karena gigitan teman saking laparnya. Akhurnya kamar
menjadi gaduh. Sipir melihat ada kegaduhan di kamar, pintu di buka dai marah –
marah sambil memukul teman – teman. Tapi setelah di ceritai akar permasalahannya
dia tertawa dan minta maaf.
Kamp
nusakambanagan sama seperti RM di cirebon ada tempat kencing kalau malam. Tapi
di nusa kambangan hanya ada tempat tidur yang lantainya ubin. Hanya
disedikankan barang kali pengen berak, semacam tempat makan kuda yang dibuat
dari kayu. Jadi kalau pagi secara bergiliran corve mikul tinja di buang ke
tempat yang ditentukan.
Di Nusakambangan
hanya diberi makan 2 kali sehari itupun kadang kadang telat, yang seharusnya
makan siang datangnya jam 3 sore untuk makan sore datangnya jam 9 malam.
Kalau pagi sipir
datang ke kamar untuk mengapel, kemudian kami digiring ke tempat pemandian.
Mandi secara bersama sama dan di beri waktu hanya 3 menit. Nah umpamnya ada
temenan yang sedang sabunan sekalipun belum selesai kalau waktunya sudah habis
ya harus berhenti. Kalau masih mandi pasti kena pukul.
Di Nusa
kambangan kami hanya 12 hari. Terus hari ke 13 kapal yang akan mengangkut kita
datang yaitu ADRI 15 kapal tua bekas waktu zaman pembebsan irian barat (TRIKORA
).
Menjelang keberangkatan
ke pulau buru kami diberi seragam ( baju tahanan ) berwarna sepe. Hanya sayang
pembagiann bagi orang yang badannya besar di beri pakaainnya kecil, begitu pula
sebaliknya. Selesai pembagian kita terus di giring ke kapal dengan bejalan kaka
agak jauh. Nah bagi orang yang badannya besar karena celananya sempit jadi
jalannya agak sulit, petugas tidak mau tahu yang penting jalannya harus cepat.
Banyak yang badanya besar jatuh bangun. Mana masing masing bawa beban yaitu
tiker bantal dan pakaian, tapi petugas tidak mau tahu, inginnya hanya mukul.
Setelah selesai
pada naik kapal pas menjelang peringatan hari proklamasi kemerdekaan bangsa
indonesia maka kami merasa bangsa indonesia yang pernah di jajah selama 350
tahun, kami secara sederhana, mengadakan upacara peringatan kemerdekaan. Dengan
disaksikan oleh pengawal kapal. Umumnya anggota pengawal bekas pengwal presiden
Soekarno yaitu pasukan CAKRA BIRAWA. Selesai upacara kita kembali ke tempat
masing masing untuk beristirahat teman –
teman sebegitu banyaknya tidak ada satu pun yang merasa sedih. Hanya pikiran
kapan giliran di esksekusi, apakah masal atau satu persatu. Tapi saya percaya
dan yakin bahwa TUHAN YANG MAHA BESAR DAN ADIL, tentunya bisa melindungi kita
semua, sebab kami belum tahu kesalahannya.
Kapal berjalan
terus menelusuri lautan banda yang ombaknya besar - besar sehingga terasa kapal sudah tua banyak baut
yang sudah aus maka suara bagaikan pabrik yang sedang giling tebu ( pating
gloprak ), coba bayangkan kamar mandi sudah rusak air tawar tidak ada, maka
selama di kapal mandinya pake air asin.
Ditengah –
tengah lautan banda tak disangka kapal oleng, sehingga semua penumpang pada
panik karena keadaan kapal terombang ambing kena ombak. Tapi berkat cekatannya
para petugas angkatan laut dan pengawal saling bekerjasama kapal bisa di atasi.
Untungnya waktu hanya sebentar itu pun
udah banyak teman yang muntah muntah.
Perjalanan kapal
dari Nusakambangan ke pulau buru 11 hari lamanya.pas mau sampai pelabuhan
Namlea ke pelabuhan Pulau Buru . karena pembawa kapal belum pengalaman berlayar
ke Indonesia Timur, kapal tersasar ke perbatasan pelabuhan namlea, jadi kapal
berputar ke pelabuhan. Karena pelabuhan namlea kecil sedangkan kapal yang di
tumpangi oleh kami besar jadi tidak bisa merapat ke pelabuhan namlea. Setelah
kapal sampai di pelabuhan namlea kami di angkut dengan lending menuju ke air
mendidih. Sampai di air mendidih kita semua di suruh istirahats sejenak sambil
di beri sekedar makanan kecil untuk isi perut. Dari air mendidih di angkut lagi
lending menyusuri sungai wayapu menuju unit II wanareja. Ditengah – tengah hutan
terpaksa kita menempuh jalan darat untuk menuju tempat yang akan di tempati.
Sedangkan jaraknya masih jauh. Maka jalannya masih jalan setapak serta masih
banyak kayu bekas tebangan trankop, jadi jalan sambil memikul beban tikar
bantal naik turun di kayu – kayu yang melintang. Bagi teman yang usia agak
lanjut sering jatuh dan oleh pengawal di larak – larak supaya jalannya cepat.
Kami dalam perjalanan pada berdoa kepada sang KHOLIK semoga kami dalam
perjalanan di beri kekuatan supaya bisa sampai ke tujuan. Akhirnya sampai juga
di unit II wanareja, dengan selamat, walaupun sesampainya di unit II orang yang
usiannya banyak tidak bisa berdiri mungkin terlalu cape. Kami semuanya disuruh
duduk untuk mendengarkan arahan dari komanadan inrehab yaitu Mayor Ruano. Selesai
pengarahan di apel terus kita baru masuk ke barak yang telah di sediakan. Masuk
barak bukan berarti kita istirahat, tapi membersihkan barak, terutama tempat
tidur. Barak – barak terdiri dari bahan bahan atapnya dari daun sagu pagarnya
pakai bambu semacam telupuh dan tempat tidurnya pun pakai bambu sepanjang 10
meter supaya bisa muat 50 orang per barak.
Selesai
membersihkan barak baru kita gelar tikar untuk tidur. Tapi belum selesai gelar
tikar, pleton pengawal pada datang ke barak sambil nyanyi nyanyi lagu ambon,
sambil petangtang petengteng kita suruh berhenti mengelar tikar dan masing –
masing suruh berdiri. Ada yang suruh Push Up, ada yang suruh saling nempeleng
temen, kalau nempelengnya dianggap pura – pura, teman yang nempelengnya di beri
contoh menempeleng oleh petugas maklumlah orang abon. Pangkatnya juga hanya
prajurit. Untuk komandan regu datang yang berpangkat sersan dua dari gombong
suruh berhenti dan bubar, terus kira kira jam 8malam kita tidur. Paginya sudah
dibangunkan dan apel terus digiring ke sungai walaupun untuk mandi, memang
jaraknya cukup jauh dari barak. Selesai mandi kita di apel lagi kemudian
selesai apel di perintahkan untuk membentuk kelompok – kelompok kerja. Dari
kepala barak sampai petugas dapur.setelah terbentuk petugas dapur suruh
mengambil bahan makanan. Bahan – bahan makanan hanya beras dan ikan asin.
KEHIDUPAN DI PULAU BURU DARI TAHUN 1969
S/D TAHUN 1979
MASA KONSOLIDASI :
Semua warga di
wajibkan membabat hutan dan ladang siang siang pokoknya tidak terkecuali tidak
perduli itu dokter, insinyur, intelek lainnya semua harus tunduk di bawah
perintah.
Untuk hari
pertama masing – masing barak suruh ambil peralatan pertanian berupa sabit,
parang, dan cangkul.
Semua peralatan
dengan bahan tidak layak di pakai. Setelah kepala barak menerima peralatan
semua warga disuruh membikin tungkai cangkul, sabit, parang, dan kapak. Selesai
pembikinan tungkai alat – alat paginya mulai bekerja.
Kebijaksanaan
kepala barak di bagi beberapa kelompok :
Bagi kelopk yang
fisiknya agak gemuk di tugaskan di hutan untuk mengikuti petugas trankop.
Bagi yang
fisiknya sedang tugasnya babat alang alang dan yang fisiknya lemah bertugas di
dapur.
Jam kerja
dimulai pukul 06.30 sampai 17.30 dengan pengawalan ketat. Dan apabila ada yang
lengah kerjanya pleat pleot disamper oleh penjaga sambil di tempeleng. Tugas
kepala barak kalau sore laporan kepada komandan unit. Targetnya sehari harus
bisa menyelesaikan 500 m2 per hari ( setengah hektare ). Kalau belum mencapai
target walaupun sudah waktunya pulang tidak boleh pulang, begitu setiap hari.
Pada masa
konsolidasi selama satu tahun baru bisa mencetak persawahan beberapa hektar dan
tanaman begitu tumbuhtambahan makanan seperti singkong dan ubijalar harus
disiram. Jadi selama tanaman belum tumbuh makan tiap hari lauknya hanya ikan
asin.untuk supaya kita makan ada sayurannya maka kebijaksanaan kepala barak
menyisihkan tenaga untuk mencari bahan sayur sayuran walaupun dengan cara
sembunyi – sembunyi. Sayuran yang di cari antara lain kluwih, pakis, jamur,
daun dan buah tangkil di hutan. Memang beresiko, kalau ketahuan petugas bisa
kena pukul dan pus up. Setelah kita makan ada sayurannya badan agak segar,
walaupun tanpa garam. Jangak bantuan makanan berupa beras dan ikan asin habis,
sehingga yang tadinya beras di ganti bubur, itupun di batasi kalau di ukur
secara manusia biasa tidak memenuhi syarat untuk mempertahankan fisik. Mana
makan bubur ukuran mangkok kecil kira kira 100 gr / orang, mana pakai sayur
kluwih tanpa garam. Tapi yah memang resiko tahanan politik orde baru. Jadi
secara tidak langsung kita supaya mati di pembuangan,yan tadinya pulau tandus
kemudian kita supaya bertahan hidup, karena tanaman belum berhasil maka kepala
barak manapun nyolong tenaga untuk pukul sagu di hutan. Sebelum membrangkat
petugas untuk pukul sagu, maka malamnya kepala barak berunding kepada warga.
Karena sistem kerja di target harus bisa mnyelesaikan sekian meter per hari.
Misalnya jatah pekerjaan sekian meter bisa selesai kalau di kerjakan 10 orang,
tapi karena tenaga dicolong dua orang untuk cari sagu di hutan, maka yang 8
orang harus bisa menyelesaikan yang di targetkan oleh komandan unit. Kalau
tidak selesai ya resiko nya berat. Itu berjalan sampai 6 bulan. Setelah enam
bulan, tapol kan banyak orang – orang pintarsehingga ada yang punya gagasan
satu – satunya jalan kita harus mencari sumber – sumber yang nantinya untuk
mengairi sawah. Gagasan ini terus di sampaikan pada komandan unit. Akhirnya
disetujui, kemudian dalam realisasinya para kepala barak di kumpulkan untuk
membicarakan tentang pembikinanwaduk dengan cara membendung sungai. Semua
kepala barak dan komandan unit setuju. Terus paginya di laksanakan. Karena
jalan menuju lokasi yanga akan di bikin waduk masih jalan setapak dan masih
banyak pohon yang belum di tebang. Untuk memnempuh itu untuk pembikanan jalan,
setiap pagi sebelum kerja ke areal pokok, semua warga i jam ( korve ) untuk
bikin jalan. Dengan waktu seminggu pada lokasi yang akan di bikin waduk.
Selelsai pembikinan jalan, untuk supaya bisa membendung sungai, kita kumpulkan
semua sampah dan potongan – potongan kayu. Karena di pulau belum ada semen dan sarana pembangunan. Tapi
berkerja keras dan bergotong royong maka bisa tercipta waduk walaupun sangat
sederhana, kemudian tidak berhenti begitu saja tapi terus di lanjutkan
pembikinan saluran saluran menuju sawah. Dan waduk itu pun di namakan
WADUK KARSON TANI.
MASA PEMBINAAN :
Pada tahun ke
III kita memasuki tahun pembinaan. Pemerintah mendatangkan rohaniawan, dari
isalam. Protestan, katolik dan budha dari jakarta untuk membina kita istilah
dulu OPTAL, Sehingga kalau
sore sehabis kerja kita di wajibkan mengikuti SANTI AJI yang
diselenggarakan oleh rohaniawan secara bergilir. Ditengah tengah kita
menghadapi pekerjaan yang berat oleh komandana diperintahkan untuk membikin rumah
– rumah ibadah, ya masjid, gereja dan wihara. Berkat kekompakan dari teman
secara sadar beramai –ramai membuat rumah ibadah. Sedangkan pengerjaan di luar
kerja yang sudah di tentukan.
Berikutnya
pemerintah mengirim televisi, jadi sore bisa nonton TV, tapi di batasi kalau
pas warta berita harus di matikan, begitu pula dunia dalam berita.
Setelah memasuki
tahun ke IV ( pertengahan ) dan kami sudah mencetak sawah dan ladang baru bisa
menikmati hasil karya teman – teman.
Padi sudah bisa di panen, singkong dan
sayur –sayuran, sehingga sudah tidak usah makan sagu lagi, walapun hgasil padi
sudah dikatakan cukup tapi pemerintah masih membatasi jatah makan 250 gr /
kapita sehari. Untuk bisa supaya makan kenyang maka teman –teman mencatut
timbangan. Petugas di gudang pada umumnya teman sendiri, jadi bisa kerja sama.
Kalau panen karena lokasinya jauh maka teman sekalipun bisa mikul terpaksa
harus memikul ke gudang. Kalau dilihat teman mikul tidak bisa mungkin di
tertawakan, sebab ada yang miring miring kesakitan pundaknya, sesampainya di
gudang terus di timbang. Petugas gudang mengerti supaya hasil timbangannya di
perkecil. Misalnya padi di timbang 50 Kg di catanya 40 Kg. Berarti kita punya
10 Kg. Nah nanti kalau ada petugas dapur yang mengambil jatah gabah untuk di
kiser ( di giling ), yang semestinys hanya diberi 250/ kapita kali jumlah warga
barak. Karena punya simpenan gabah hasil nyatut timbangan bisa memberi lebih
dari jatah ynag di tentukan. Jadi makan bisa kenyang. Kerja semakin hari
semakin tidak berat tidak seperti waktu jaman masa konsolidasi. Berkat bantuan
sapi. Jadi bisa ringan seperti mebajak sawah, ladang, diangkut gabah gabah
sampai ke areal gudang bisa pakai gerobag tidak dipikul lagi. Bahkan menyiang
disaawah pun di buat alat seperti garuk ditarik oleh sapi. Untuk pengerjaannya
di belakang garuk diikuti orang, maksudnya untuk membangukan tanaman padi yang
diinjak oleh sapi paling tidak ada dua orang yang mengikuti. Sejak itulah baru
merasakan kalau malam boyoknya pegel.
Dari tahun
pertama sampai menjelang pulang kalau tidak salah ingat saya sudah 5 kali
pergantian komandan Inrehal. Ingatan saya :
1.
Mayor
SPM RUSNO
2.
LET.KOL
RANGKUTI
3.
Lupa
4.
KOLONEL
SAMSI .MS
5.
Dari
kesatuan KUJANG I Siliwangi, ( yang terakhir saya tidak ingat ).
Tiap tahun
komandan Inrehab silih berganti.tapi yang di anggap ada perubahan hanya pada
masa Bapak Samsi . MS. Nyatanya sejak beliau memimpin banyak sekali perubahan
dalam perlakuan kepada kami.
Buktinya sejak
dipimpin beliau, perubahannya sebagai berikut :
1.
Para
intelek yang punya gelar di kumpulkan di Mako ( Markas Komando Inrehab ). Fi
perintahkan untuk mengembangkan profesinya menurut bidangnya masing – msaing.
Seperti insinyur bangunan suruh mengembangkan ilmunya. Bagi pelukis suruh
melukis, bagi satrawan suruh mengarang seperti bapak PRAMUDYA ANAN TOER
mengarang buku yang berjudul
2.
Demikian
pula unit – unit yang bekerja setiap hari, tiap hari minggu istirahat dan di
anjur kan bagiyang beragama kristen supaya beribadah ke gereja, yang islam ke
masjid yang hindua / budha ke vihara.
3.
Di
barak barak supaya membikin empang untuk memelihara ikan mas. Bagi orang yang
bisa membikin kerajinan kalau waktunya senggang supaya membikin seperti mebel,
ukiran dan lukisan. Dan hasilnya bisa dipasarkan sendiri lewat petugas dan
hasilnya di berikan pada barak warga.
4.
Tentang
kesenian supaya dikembangkan dengan peralatan bikin sendiri dengan bahan –
bahan ala kadarnya. Adapun kesenian diantaranya :
a.
Ludruk,
wayang golek dan wayang kulit, tarling, kesenian sunda dan jawa lenong.
b.
Karena
kalau hari minggu libur tidak kerja di sawah, di perbolehkan ajang sono ke unit
– unit untuk ketemu dengan teman teman yang berada di unit lain, terutama pada
unit SAVA JAYA, karena sudah ada diantara teman – teman yang keluarganya di
susulkan ke pulau buru.
c.
Tentang
makan sudah realitf kenya karena tanaman sudah bisa dinikmati baik sayuran,
kacang – kacangan, ubi jalar dan singkong. Hanya tentang sayur bumbunya masih
sangat kurang karena belum bisa belanja sendiri dan belum ada pedagang.
d.
Untuk
minuman manis karena belum ada gula pasir, maka kita tanam tebu dan menderes
aren di hutan. Untuk memnbikin gula tebu kitamembuat gilingan ( digencet )
ditarik oleh tenaga sapi.
Setelah kita
berhasil melaksanakan proyek inrehab dianggap berhasil, sesuai dengan target,
sepertinya sudah terbentuk pedesaan yang tadinya hutan menjadi sawah dan ladang
serta calon perumahan untuk para transmigran.
Kita tidak
berhenti disitu saja kita juga menyuling kayu putih hasilnya untuk membeli
alat- alat makan seperti pring sen dan lain –lain.waktu ajangg makan pakai
anyaman bambu ( besek ).
Pada tahun ke 8
tahun pembinaan ada pergantian komandan inrehab dari kolonel syambi Ms di ganti
oleh tapi saya lupa namanya asalnya dari ambion. Tapi ada perbedaan yang
mencolok antara kolonel syamsi baiknya.
Krmudian menjelang pembebasan kegiatan dialihkan pembangunan perumahan untuk
persediaan pendatang baru yaitu transmigrasi dari jawa, kemudian mulai ada
seleksi bagi yang usianya sudah lanjut akan dibebaskan untuk tahap pertama.
Terus disusul usia dibawahnya, untuk lebih muda pembebasannya terakhir.
Disamping itu ada penawaran mau pulang kemana. Maupulang ke jawa tengah, jawa
timu, jawa barat atau luar jawa. Soalnnya barang kali pakah istrinya sudah
meninggal, cerai atau sudah tidak punya tempat tinggal. Tapi ada juga yang
mendaftar tetap tinggal di pulau buru. Sebab adakalanya nafsir apakah istri
sudah kawin lagi atau sudah tidak mengakui kedatanganya sangsuami.yangtetap
tinggal di pulau buru dibikinkan rumah tinggal, diberi sapi, tanah garapan
sawah dan ladang. Karena nantinya dipulau buru akan di temp[ati para
transmigran, maka semau barang – barang di seluruh unit seperti sapi, kerbau,
dan alat – alat inventaris dari 13 unit di kumpulkan di unit II. Kebetulan saya
di tunjuk sebagai logistik. Jadi kesibukannya bertambah. Bertanggung jawab
semua barang ionvestaris dari unit – unit termasuk kebau dan sapi.
Pembebasan mula
jalan dan para transmigran muali berdatangan. Jadi yang belum di bebaskan oleh
korve membawa brang – barang para transmigran. Untuk gelombang pertama dari
daerah jawa timur da kebetulan yang di kirim orang – oran fanatik islam maka
barang – barang yang akan di angkut banyak yang di tinggalkan doleh tapol krena
mereka melarang bahwa barang – barangnya tidak boleh di jamah oleh orang PKI,
sedangkan tempat dan tanah yang akan diam dan di tempati tanah dan permuhananya
di bangun oleh tahanan – tahanan tapol PKI.
Setlah komandan
melihat masih ada barang – barang yang belum di angkutmaka kita semua korve di
tugaskan untuk mengangkut barang – barangnya orang – orang transmigrasi kena
marah oleh komandan pangkalan, kami semua menjawab bahwa barang – barang mereka
tidak mau di sentuh oleh tapol PKI. Setelah di konvrontasikan oleh komandan
pangkalan antara kita dan warga transmigrasi mereka sadar akhirnya mau di angkut
oleh warga tapol. Sesampainya ditujuan yaitu di unit kalau tidak salah ingat
untuk transmigran di tempatkan di unit XIV, karena yang siap baru unit
tersebut.
Kemudian selan
beberapa hari mereka di perbolehkan untuk anjang sono ke unti II karena unit II
yang paling berdekatan dengan enga tempat transmigrasi. Kedatangan mereka ke
unit II kami sambut dengan gembira, terutama pada anak – anak kecil. Maklumlah
umumnya sudah hampir sepuluh tahun baru ketemu anak – anak kecil, jadi ada yang
nangsi inget anaknya waktu di tinggalkan ke pulau buru. Kedatangan para
transmigran kita hormati dengan sebagaiman mestinya, dan mereka sangat
mengucapkan terima kasih kepada unit II yang telah susah payah membangun dari
hutan sampai menjadi sawah dan ladang serta perumahan. Karena kita sudah
terbiasa masak apa adany maka dalam sesunggunya yaa apa adanya. Mereka secara
berkelakar, sekalipun tuan rumahnya semuanya laki – laki tapi masakannya tidak
kalah kok dengan masakannya orang jawa. Bahkan salah satunya warga tapol nyeletuk
“ ini nyindir apa muji “ semuanya pada tertawa. Pada waktu ada kejadian yang
tidak di lupakan yaitu “ orang yang
barangnya tidak boleh di angkut oleh tapo. Ceritanya. Ceritanya ada salah satu
teman menawri mereka : apakah bapak tidak keberatan kalau kita memberi makan
atau minum ? si tamu menjawab mau,
akhirnya teman yang ngomong tadi tergopoh – gopoh membawa minuman dan makanan.
Mungkin si teman itu punya pamrih karena tamu tersebut punya anak bawa anak
perempuan dan sudah gadis pula. Akhirnya mereka yang tadinya barang – barangnya
tidak bleh di jamah oleh tahanan PKI,dengan legowo mohon maaf sebesar –
besarnya. memang pada waktu itu dalam perjalanan naik kapal laut waktunya lama
sekali pada waktu di perjalanan saya khilaf dan lalai, maka dengan ini sekali
lagi kami sekeluarga mohon maaf pada unit II, terutama pada teman – teman yang
pada waktu itu ditugaskan oleh korve membantu membawa barang – barang ke tempat
tujuan. Kami secar spontan memberi maaf, orang namanya manusia banyak
kekhilafan.
Kemudian hampir
setengah hari mereka berbincang – bincangkita terus menerus mereka pamit untuk
kembali ke uni XIV, unit yang di tempati para transmigrasi. Sepulangnya mereka
kami bekali dengan bibit – bibitan, alat – alat dan sekedar cenderamata berupa
ukir – ikiran. Sepeninggal tamu pulang ada salah satu teman menangis kalau
orang jawa bilang KELAYU pada orang yang menggendong anak kecil.
Selama kami
belum kena giliran kembali ke jawa, maka kami dengan secara kesadaran membantu
mereka mengirimi sayuran, temabakau, kayu putih dan lain – lain.
Selama kami
belum pulang terus menerus kami berkomunikasi minta petunjuk agar bisa berhasil
seperti para tapol.
Kira – kira
pertengahan bulan september saya mendapat giliran rombongan terakhir di
pulangkan ke jawa, karena saya pada waktu itu menjabat sebagai logistik unit II
maka sya harus menyiapkan barang – barang inventaris untuk di serah terimakan
kepada koordinator transmigrasi di mako inrehab Pulau Buru. Adapun barang –
barang tersebut antara lain : alat pertanian seperti cangkul, parang, sabit,
gergaji dan sebagainya termasuk kerbau, sapi dan alat – alat dapur. Setelah
selesai timbang terima mulai saya mendaftarkan diri untuk pulang ke jawa barat.
Memang pada waktu itu piiran bimbang mau pulang ke jawa barat atau ke jawa tengah.
Kalau pulang ke jawa barat jangan – jangan istri saya sudah menikah dengan
orang lain. Tapi akhirnya saya memutuskan pulang ke jawa barat. Adapun istri
saya sudah menikah lagi dengan orang lain yaa terpaksa saya pulang ke
ketanggungan barat.
Di tengah –
tengah pikiran saya sedang kalut pikirannya mau kemana harus pulang saya sudah
berada di namlea menunggu kedatangan kapal yang akan mengangkut kita, saya
masih mendapat panggillan harus kembali ke unit II untuk mempertanggung
jawabkan barang – barang inventaris unit, karena pada waktu itu saya sebagai
penanggung jawab logistik unit. Padahal hanya kurang drum masak satu. Tapi
setelah di cari adanya di dapur pleton pengawal ( pleton penjaga ). Setelah
selesai saya di kembalikan ke transito di namlea. Selang beberapa hari kapal
datang yaitu kapal gunung jati. Kapal yang biasanya mengankut jamaah haji. Lain
dengan waktu keberangkatan menuju pulau buru yaitu ADRI 15, kapal jaman
TRIKORA.
Setelah tapol
selesai pada naik kapal mulai berangkat menuju jakarta, tapi lewat pelabuhan
surabaya. Menjelang sampai p[elabuhan surabaya ditengah tengah pelabuhan, dari
dalam kapal juga kelihatan pelabuhan. Terus sebanyak 45 orang termasuk bapak
PRAMUDYA ANAN TOER entah mau dibawa kemana kami tidak tahu. Kesemuanya yang di
anggap tokoh – tokoh dan mungkin belum waktunya dibebaskan. Selesai menurunkan
orang –orang tersbut, kapal mulai berangkat menuju pelabuhan surabaya. Di
pelabuhan surabaya kapal berhenti sebenta, terus berangkat lagi menuju
pelabuhan tanjung priok. Sampai di pelabuhan tanjung priok sudah di siapkan
truk untuk mengakut kami ke stasiun tanjung priok. Sampai distasiuntanjung
priuk kami naik kereta menuju ke bandung. Di dalam kereta api kami di beri uang
saku masing – masing Rp. 2500,- ( dua ribu lima ratus ) sesampainya di stasiun
bandung kami diangkut menuju penjara SUKAMISKIN disitu kami disekap lagi
semalam. Kemudian paginya setelah apel, diangkut lagi ke gedung olah raga
bandung. Untuk pelepasan ke daerah masing – masing mungkin KODAM, KODIM
menginstruksikan ke koramil – koramil supaya yang punya keluarga di pulau buru
menjemput di gedung olah raga bandung.setelah kami sampai digedung olah raga
bandung, ternyata para keluarga sudah kumpul termasuk kepala daerah seperti
koramil, camat, lurah termasuk orang – orang yang telah mebantai kita menjemput
seperti losari yang menyesalkan saya hanya daerah babakan, jangankan kepala
daerah, lurah pun tidak ada. Jadi daerah – daerah lain sudah berangkat dijemput
keluarga maupun kepala daerah masing – masing, tinggal kita saja yaitu 3 orang
( SUKYAT, TAHAR, CASTRA ). Tadinya kita mau nekat naik kendaraan umum, tapi tau
tau bapak mertua saya bapak TASBANI, ibunya TAHAR dan ibunya CASTRA di ikuti
oleh Sdr ABDUL SYUKUR perangkap desa dan BABINSA babakan.
Memang setelah
ada kabar saya harus di jemput di bandung, istri saya minta bantuan kendaraan
kepada bapak saya Pak BAWON ternyata jam
01.00 belum dapat kendaraan, mau pinjam bapak lurah Amad tidak boleh, terpaksa
mencari sewaan lain.
Setelahj
mendapat mobil sewaan lain, sekitar jam 02.00 mobil berangkat ke bandung, yang
ikut ke mobil istri saya, adik kusnadi, adik ipar sahir dan bapak bawon. Sampai
dibandung karena tidak mengerti pelepasannya di gedung olah raga, bapak bawon
dan rombongan termasuk istri saya datangnya di KODAM Bandung, di KODAM di beri
tahu bahwa pelepasan TAPOL DARI PULAU BURU di gedung olah raga bandung. Setelah
di beri tahu mobil menuju gedung olah raga bandung. Ternyata terlambat jadi
tidak ketemu rombongan saya, sebab sudah di jemput oleh bapak Tasbani. Tahu
kita sudah berangkat mobil kejar – kejaran. Tapi tetap tidak ketemu. Sampai di
babakan saya dan teman – teman di bawa ke koramil untuk di indokterisasi oleh
Danramil, jadi mobilnya pak bawon dan pak daryonodatang ke rumah lebih dulu.
Saya masih di koramil. Jadi simbok nangis kok yang di jemput belum datang juga.
Tak lama
kemudian saya datang , keluarga menyambut dengan rasa haru dan pada nangis
sangking gembirany, tidak disangka – sangka bisa kembali bahkan mak gaweng
sewaktu saya masih muda belum kawin dengan kayah saya mondok di rumah beliau.
Bahkan beliau menyediakan air kembang untuk dimandikan dengan air kembang
seperti layaknya orang mau tebus weteng. Selesai mandi kembang terus makan
bersama dan sambil makan sili berganti pada bertanya bagaimana pengalaman di
pulau buru. Saya ceritakan apa adanya yaitu masalah kehidupan dan makan selama
sepuluh tahun. Yang menjadi perhatian keluarga masalah siksaan. Berkat
lindungan dari sang KHOLIK, dan TUHAN YANG MAHA PEMURAH LAGI MAHA PENYAYANG
KARUNIA PANJANG UMUR SAMPAI KETEMU KELUARGA.
Bahkan ada yang
celetuk kok di tahan sampai sepuluh tahun sering mendapat siksaan tapi kok
badannya gemuk. Saya jawab berkat lindungan Allah SWT yang MAHA ADIL DAN MAHA
PEMURAH maka saya bisa kebal dari pentungan dan terhindar dari ancaman maut.
Cerita keluarga kersana meneruskan masalah kehidupan istrimu dan anak – anak
selama ditinggalkan kamu terutama bapak dan si mbok. Anak – anakmu kersana pada
membantu alakadarnya terutama biaya sekolah dan alat alat sekolah. Bahkan ada
yang menyumbang sepeda untuk sekolah di gebang, sebab menjelang kedatangan saya
anak sudah pada tingkat SMP ( harsih SMP Negeri Babakan , Iis SMP PGRI Gebang
).
Dan istrimu
tetap setia menunggumu, walaupun misalnya kamu sudah meninggal tidak akan
menikah dengan orang lain, ingin membesarkan anak walaupun bekerja siang dan
malam. Pernah oleh bapak Tasbani mendorong untuk menikah, sebab ada yang
melamar, tapi tetap tidak mau. Dan waktu anakmu sunat yaitu si Agus, keluarga
dari kersana pada datang semua.kira – kira begitu cerita bapak dan simbok.
Karena asyiknya
mengobrol dan kangen tahu – tahu udah hampir bakda maghrib, akhirnya mereka
pada pamitan pulang. Hanya simbok yang bermalam samp[ai satu minggu. Setelah
satu minggu simbok pamit pulang mau syukuran karena saya sudah pulang ketemu
keluarga. Tapi saya tidak bisa menghadiri syukuran yang dilaksanakan oleh keluarga
kersana, sebab saya di wajibkan apel seminggu dua kali di koramil Babakan.
Setelah saya
dirumah selama setengah bulan saya belum sempat menanggapi masalah kehidupan,
masih kangen dengan anak – anak. tak disangka – sangka pada suatu hari istri
sujud di hadapanku menangis seperti anak kecil. Terus dia menujukan surat rapah
( surat perceraian dari KUA ). Sayapun tercengang melihat surat rapah. Kemudian
dia menceritakan proses perceraian sambil dia menyampaikan maaf sebesar –
besarnya kepada saya. Terus dia menceritakan bahwa perbuatan ini semata – mata
bukan kehendak saya. Bapak boleh menyesal atau marah kepada saya. Tapi yang
jelas saya tetap setia pada bapak, seandainya bapak sampai meninggal dan tidak
pulang saya bersumpah tidak akan menikah dengan orang lain. Ingin membesarkan
anak walaupun tanpa bapak. Cerita dilanjutkan sampai terjadinya perceraian.
Pada suatu saat saya kedatangan tamu petugas koramil yang di ikuti perangkat
desa bahwa saya di ikutsertakan ke pulau buru, kalau tidak mau harus menyatakan
cerai dan petugas mebawa surat pernyataan yang harus di tanda tangani yang
isinya bahwa kalau suami saya datang tidak akan mengakui sebagai suami sebab
bekas tahanan PKI. Jadi yang jelas semata – mata bukan karena perbuatan saya
krena terpaksa dia menangis sambil menciumi saya, jadinya sya pun ikut menangis
sambil kepalanya dia saya elus – elus. Malah bapak Tasbani mengatakan satunya
saja belum kembali kok ini mau di kirimkan lagi.
Setelah
tangisannya aga reda sambil saya usap mukanya yang penuh dengan air mata, saya
mengatakan kepada dia sudahlah kejadian ini saya yakin kamu tidak sengaja tapi
karena tekanan – tekanan dari pejabat makasaya secara tulus memaafkan kamu. Dan
seandainya kamu menikah dengan orang lainpun saya rela, sebab pada waktu saya tidak
disangka – sangka akan di kembalikan ke jawa.
Pa itu meninggal
atau mati di pulau buru. Maka dari itu saya dengan setulus hati dan bersyukur
kepada sang KHOLIK atas kesetiaanmu mengucapkan beribu ribu terima kasih.
Akhirnya stelah selesai tangis – tangisan. Mulai kita berikrar untuk menempuh
hidup baru, walaupun mulai dari nol besar. Pribahsa kata orang jawa mengatakan sepangan – pangannya yang penting anak bisa
besekolah untuk bekal masa depan.
Ceritanya saya
sedang duduk berdua matanya istri saya masih belum kering tiba – tiba bapak
mertua yaitu bapak Tasbani mendekat sambil memberi saran “ kamu berdua statusnya walaupun ini perbuatan yang tidak wajar kan sudah
cerai. Untuk menjaga omongan dari tetangga yang tidak enak maka baiknya kamu
berdua melaksanakan pernikahan kembali.
Sesuai dengan
saran dari mertua maka selang beberapa hari saya melaksanakan pernikahan
kembali dengan memanggil penghulu dari KUA dan membaca dua kalimah syahadat.
PROSES KEHIDUPAN SETELAH PULANG DARI
PEMBUANGAN PULAU BURU MALUKU
Setelah
pembuangan dari pulau bur disamping melaksanakan wajib apel dua kali di
koramil, harus mencari pekerjaan untuk menghidupi keluarga sebagai layaknya
kepala keluarga. Pada waktu itu masyarakat pun masih taku dilibatkan pada kita
kalau mengerjakan orang – orang yang bekas tahanan PKI. Sayapun tidak segan –
segan mencari – cari pekerjaan, dalam mencari pekerjaan kadang dapat kadang
tidak. Begitu tiap hari tapi banyak nihilnya dari pada dapatnya. Seringnya
pulang dengan tangan hampa, meskipun demikian tiap saya datang dari mencari
pekerjaan sekalipun tidak mendapatkan hasil oleh istri dengan setianya dia menyambut dengan senyum. Kalau sudah
saatnya saya datang dia longak longok di depan pintu walaupun dia juga seharian
kerja keras yaa ngurus anak yaa ngurus dagangan ( untuk persiapan pada esok
harinya ). Begitu dengar suara saya datang sebab anak – anak teriak bapak
datang, dia langsung kedepan untuk menurunkan alat – alat kerja dari sepeda.
Alat terus disimpan kemudian mencari sapu tangan untuk menyeka keringat sambil
ngomong CAPAI YAA PAK. Terus saya disuruh mandi dan sudah tersedia air teh
tubruk. Saya sambil minum teh tubruksambil memperhatikan sikap anak yang masih
pada main di luar, dia ( maksud saya istri saya ) kembali kedapur untuk
meneruskan pekerjaan dapur yang tertunda , selesai pekerjaan dia di dapur dia
terus memandikan anak – anak , termasuk dia ikut mandi. Menjelang ba’da maghrib
dia menyediakan untuk makan malam. Anak – anak dan keluarga makan ala kadarnya.
Selesai pada makan malam ada yang belajar ada yang main – main di lantai. Saya
dan istri saya duduk santai sambil berbincang – bincang pengalaman – pengalaman
waktu di pulau buru. Cerita yang menarik waktu itu menjelang lebaran kebetulan
ada teman pendatang baru yaitu teman dari kersana anjang sono ke unit II.
Kebetulan karena hari kita bikin acara di gubug ladang maumasak beras dari
hasil munguti dipinggir laut kita ditugaskan membawanya. Padahal. Padahal beras
– beras yang sudah lama kena air laut dan bentuknya juga lempengan dan warnanya
hjau kalau di masak seperti bubur cincau maklumlah pada waktu itu tanaman belum
berhasil dan kita makan nasi bulgur. Jadi walaupun hijau kita makan saja. Tidak
disangka – sangka tengah lagi makan tahu
– tahu ada patroli tentar terus kita di permak apel bahkan akan di tembak.
Untuk komandan patroli kebetulan lulusan dari secaba gombiong mencegah malah
dia bilang di hari lebaran kita tidak boleh menyiksa orang. Akhirnya mereka berangkat
meneruskan patrolinya. Padahal kita sudah dalam keadaan lesu. Walauunkita dalam
keadaan lesu masih bisa meneruskan makan bersam lauk ikan mujair dan sayur
kluwih dan garam. Selesai pada makan terus pulang ke barak masing – masing,
termasuk tamu asal kersana kembali ke unit X.
Setlah saya
selesai menceritakan pengalaman waktu di pulau buru dia juga ingin menceritakan
pengalaman waktu di tinggalkan sampean.
Saya akan
ceritakan, ini bukan dibuat – buat tapi memang benar benar terjadi selam.
Selama saya ditinggalkan sampean saya betul – betul kerja keras demi anak.
Tidak siang tidak malam di dapur. Adapun tua mungkin saya lupa, nipung beras
dan kalau pagi sekitar jam 02.00 pergi ke pasar ( magang ) malah terjadi ketika
saya belanja di pasar, sepeda ada yang mencuri, terpaksa pulang jalan kaki dari
pasar sebab uang sudah habis buat belanja. Tidak cukup itu saja, pembagian
beras di pabrik sedang telat dan tidak cukup untuk makan satu bulan, karena
rayatnya banyak terpaksa di tambah jagung. Jadi tiap hari untuk anak anak makan
bisa kenyang, ditambah dengan nasi jagung itu, itu tambah pekerjaan lagi untuk
numbuk jagung. Begitu tiap hari. Ngobrol – ngobrol tidak terasa sudah jam 2
pagi dan anak – anak sudah pada tidur. Terus kita berdua tidur. Pagi harinya mulai
lagi dengan kegiatan masing – masingsejak jam 1.30 kita berdua sudah bangun.
Saya tugasnya menyal;akan kompor dan marung geni pakai kayu bakar. Kompor untuk
goreng –goreng dan dapur kayu bakar buat menanak nasi. Istri saya tugasnya
mencuci beras dan di masukan ke dangdang ( kuali ), selesai memasukan beras
kemudian mulai goreng –goreng dasay pergi ke pasar ( magang ) untuk kekurangan
bahan seperti pisang, boled dan lain – lain. Datang dari pasar nasi sudah
mateng terus saya suruh ngangi nasi. Selesai ngangi anak – anak sudah bangun
terus suruh ngusung dagangan ke depan. Istri saya menyiapkan buntelan buntelan
nasi untuk bekal saya kerja di daerah tembelang karangsuwung, adapun
pekerjaannya mengaliri saluran ( parit ), pulangnya sampai sore hari, kira – kira
jam 5.30 saya pamit ke istri untuk berangkata kerja. Sekalipun istri saya
sekalipun istri saya sedang sibuk goreng –gorengf menyempatkan diri untuk
mengantar say ke depan pintu sambil menyodorkan kedua tangannya dan menciumnya .
Begitu tiap hari
berjalan 3 bulan . jam kerja di tembelang dari jam 07.00 pagi sampai jam 17.00,
istirahat jam 11.30 unutk makan siang, kemudian setelah lohor kembali lagi
bekerja sampai jam 16.30, sampai di rumah jam 17.00 sebab perjalanandai babakan
1 ½ jam.
Saya bekerja di
tembelang 2 bulan jalan, rupanya istri saya memperhatikan fisik sya semakin
kurus, maka dia sambil duduk santai setelah makan sore dia ngmng “ bapak bekerja terlalu cape tiap hari naik
sepeda, berangkat pagi pulang sore, maka menurut saya kata istri saya baiknya
bapak berhenti kerja saya ngeliat nya kasihan. Maka dari itu dari pda bapak
kerja jauh – jauh bagaimana kalau sesudah anak berangkat sekolah bapak mencari
bahan – bahan yang di btuhkan dagangan, seperti beras, boled, pisang dan lain
–lain. Adapun belinya di pabuaran kan siangnya bisa istriahat, soal makan,
biaya dan kebutuhan hidup yaa sedapat –dapatnya dari dagangan, ya mungkin sudah
takdir kita, tapi kita harus kerja keras. Pokoknya tidak usah kerja gali – gali
parit lagi.dengan kata sepakat saya akhirnya menyerah bagaiman kemauan
istri saya, adapun tugas saya tiap hari ke pabuaran belanja bahan baku yang di
butuhkan dagangan yang di butuhkan untuk sore hari.
Kegiatan ini
berjalan sampai satu tahun semakin hari semakin di kejar waktu untuk memenuhio
biaya sekolah anak – anak dan keperluan sehari –hari. Orang hidupkan tidak
cukup makan, memang untuk makan relatif cukup dengan gizi seadanya. Tapi
bagaimana untuk mengatasi kebutuhan sandang dan papan.
Pada suatu hari
setelah istirahat sore selesai makan sore dan anak – anak mulai belajar, saya
dan istri saya santai duduk sambil ngobrol – ngobrol masalah kehidupan. Saya
menyatakan pada istriku semakin hari semakin serasa ko sebagai kepala keluarga
kok punya nsaib semacam tidak bisa membahagiakn keluarga malah menjadi beban
istri. Keluhan ini rupanya istri saya menanggapi, sehingga dia melihat wajah
saya keluar air mata, jadi dia memeluk badan saya sambil ngomong “ sudahlah pak tidak usah banyak pikiran yang
neko –neko, mingkin sudah titis waris kita hidup begini. Yang penting kita
harus banyak berdoa dan bersyukur keepada sang pencipta, siapa tahu kita
bernasib begini anak cucu kita lebih baik dari kita, sebab tuhan tidak akan
merubah usatu kaumnya melainkan kita sendiri yang harus berusaha . dengan
tanggapan istri saya yang disebut di atas, maka terus saya menyatakan bahwa
pada istri saya bahwa kamu sudah merespon demikian maka mulai hari ini
pembagian tugas ya Mak, kau yang mencara makan buat sehari harinya, nanti saya
yang mencari buat biaya sekolah anak. Dengan gagasan disetujui oleh istri saya
. padahal saya belum punya jalan keluarnya akan kemana mencari pekerjaan. Tapi
saya yakin dan percaya tuhan lebih
pemurah dan penyayang pada umatnya tidak mungkin mebiarkan umatnya hidup
sengsara, yang penting ada kemauan untuk berusaha.
Sampi dua bulan
saya belum mendapat pekerjaan. Padahal hampir setiap hari saya sesudah membantu
istri saya keluar mencari pekerjaan. Samapai terjadi saya dipanggil kepal
sekolah SMEA SINDANGLAUT waktu anak saya kelas I . paginya saya terus memenuhi
panggilan kepala sekolah dengan naik sepeda ontel dai babakan ke sindang laut.
Setelah ditemui bapak kepala sekolah sindang laut beliau menyatakan anak bapak
sudah dua bulan menunggak belum memenuhikewajiban membayar SPP ( uang sekolah
), kapan kesanggupan bapak untuk membayar, dan bheliau menyodorkan surat
pernyataan suapay ditanda tangani tentang kesanggupan, terus surat tersebut
saya tanda tangani. Sekalipun saya belum punya pandangan kemana mendapatkan uang sebanyak Rp. 20.000 ,
saya janji lambat – lambatnya satu minggu.kepala sekolah terus mengijinkan
untuk pulang. Sambil pulang saya berfikir kemana mencari uang sebanyakitu.
Akhirnya saya tekad tidak pulang ke rumah, melainkan terus pergi ke
ketanggungan barat untuk menemui simbok. Kedatangan saya sudah agak sore, si
mbok negtor “ kok tumben sore – sore
datang kemari ada apa ?” terus saya ceritakan masalahnya tanggapan dengan
rasa sewdih menyatakan simbok tidak punya uang, tapi ini simbok punya GIWANG,
entah beratnya berapa gram dijual saja dari pada anakmu tidak sekolah. Terus
saya cepat pulang, karena dari sindang ke ketanggungan barat nginep semalem.
Sambil pulan saya mampir ke toko mas kersana tawarkan giwang, ternyata hanya
laku Rp.17.500,- sedangkan kebutuhan untuk bayar SPP Rp. 20.000,- jadi masih
kurang Rp. 2500.
Setelah giwang
laku terus saya meluncur pulang sambil berfikir saya harus mampir ke taci Oeiy
wie tiong untuk mencari tambahan uang supaya lengkap Rp. 20.000. sampai di
rumah taci sekitar pukul 10.00, kedatangan saya disambut oleh anak – anaknya ,
sambil bertanya “ dari mana om kok tumben main ke ciledug .
dengar suara saya babeh wie tong dan istrinya keluar. Setelah saya di
persilahkan duduk. Ada apa mas kok rupanya kebingungan . kemudian saya
ceritakan masalahnya. Saya belum selesai ngomong, cacinya menjawab sudahlah
jangan susah susah nanti saya bantu, sekarang yang penting makan dulu. Selesai makan saya buru – bur pamit pulang .
rupanya anaknyapun ikut tanggap tentang keluhan saya, maka dia sambil ngomong
sekarang om tidak boleh susah dan jangan berfikir yang neko – neko. Kalau ada
masalah cepat datang ke papih atau mamih. Nantikan bisa dibantu. Terimakasih
yah Yan ( namanya Yani ) atas perhatiannya. Om juga berusaha agar om tetap
tegar. Tapi orang namanya bintangnya sedang suram, maka ya begini. Tapi om
harus tetap sehat agar badannya tidak seperti itu ( kurus ). Sambil saya
salaman saya pamit pulang yani masuk kedalam menemui papih mamihnya . terus
keluar lagi sambil ngomong kata papi om mulai besok atau lusa bisa membantu di
ciledug untuk menunggu dan melayani toko onderdil. Kan lumayan untuk sekedar
membantu bayar SPP anak om. Kemudian saya berjanji menyanggupi, tapi nanti om
mau rembukan dengan istri om dan akan mnyelesaikan masalah SPP ke sindang. Sesampainya
di rumah disambut isak dengan isak tangis oleh istri dan anak – anak disangka
ada apa – apa atau kecelakaan di jalan karena semalaman tidak pulang dari
sindang brangkat pagi hari. Samapai – sampai waktu saya tidak pulang ke babakan
tidak jualan pada mencari saya berikut mertua saya.
Malamnya sambil
tiduran saya ceritakan pada Maknya anak – anak, menemui si mbok dan papihnya
Yani istri saya mengucap beribu ribu terima kasih kepada simbok da taci wie
tong berarti anakku bisa melangsungkan sekolahnya. Itulah kebesaran TUHAN
YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PEMURAH, terima kasih TUHAN.
Setelah
menyelesaikan SPP ke sindang. Paginya mulai kegiatan seperti biasa, Maknya anak
– anak ke dapur saya belanja bahan baku buat keperluan dagangan seperti boled,
pisang goreng. Kemudian saya membicarakan masalah kerjaan di ciledug, dia
mengijinkan hanya pesan bekerja yang jujur dan harus menyesuaikan diri agar
dipercaya dan hati – hati. Terima kasih atas saranmu dan saya mulai besok akan
melaksanakan pekerjaan di ciledug.
Paginya setelah
saya menyelesaikan pekerjaan di rumah terus sata berangkat ke ciledug dengan
mengayuh sepeda ontel, begitu setiap hari. Bekerja di Ciledug baru berjalan 13
bulan. Adiknya anak pertama sudah mau nyusul ke SMA sebab sudah kelas III SMP.
Sebelum lulus saya sudah ancang – ancang verembug degan emaknya anak – anak
bagaimana jalan keluar supaya si penengah ( anak laki – laki ) bisa melanjutkan
ke jenjang SMA. Pada suatu hari datanglah ujian SMP. Sebelum ada pengumuman
lulusan saya ngmong dengan istri saya bagaimana lusa saya mau minta ijin untuk
tidak kerja selama 2 hari. Maksudnya kita berdua pergi ke brebes untuk menemui
Pakde Uki, untuk membicarakan soal kelanjutan sekolah anak kita, kan Pakdenya
bekerja sebagai wakil kepala sekolah SMA PUSPONEGORO DI BREBES. Sedangkan
kemampuan kita tida ada. Gagasan ini disetujui oleh istri saya. Kemudian
setelah saya dapat ijin dari bos untuk tidak bekerja selama 2 hari. Paginya
kita berdua berangkat ke Brebes. Datang di Brebes saya berdua disambut oleh
Pakde dan Bude. Belum sampai dipersilahkan duduk beliau sudah ngomong kamu
berdua harus bermalam di brebes, kan sudah lama baru datang ke brebes, saya
berdua mengiyakan. Padahal beliau belum tahu kedatangan maksud kami berdua.
Setelah kami duduk ngobrol – ngobrol, terus saya jelaskan maksud dan kedatangan
kami, tak lain membicarakan tentang anak. Karena kemampuan kami untuk
menyekolahkan anak tidak punya biaya. Maka hal ini kam minta pertimbangan
kepada mas, bagaimana baiknya.
Dengan
pertimbangan yang matang beliau menjawab. Ya sudah memang anakmu betah dan ada kemauan untuk sekolah disini yaa
syukur, tapi yaitu anakmu harus betul – betul diberi pengertian sebab mbah
putri brebes ( ibunya Bude sri ) wataknya rewel. Ada beberapa anak yang sudah
di sini seperti anaknya Bude darisah, Bude pariyah termasuk anaknya pamanya
kayah yan di losari pada mental karena rewelnya mbah putri. Tapi saya yakin
anakmu tidak seperti itu sebab biasa prihatin. Nah dalamhal ini maksud
dantujuanmu berdua saya terima dengan tangan terbuka asal anakmu betah. Soal
makan dan lain – lainkamu tidak usah mikiri.hanya krena sekolahan PUSPONEGORO
bukan milik pakde, kamu bayar SPP tiap bulan. Tapi seandainya kamu pas habis
bulan tidak punya uang ya saya tanggulangi. Tapi saya pesen sama kamu berdua
kalau anakmu sudah sekolah disini misalnya kamu kangen mau nengok ke Brebes
jangan sekali – kali memberi uang kepada anakmu. Nantinya malah tidak betah dan
manja (selalu ngarep kedatangan orang tua ), serahkan pada saya akan saya didik
menjadi anak yang prihatin dan kreatif. Mendengar jawaban Pakde dan Bude kami
berdua mengucapkan beribu ribu terima kasih atas kesediaannya menerima anak
saya.
Karena kami
sudah semalam di brebes maka paginya saya mohon pamit untuk pulang ke babakan.
Datang di babakan anak – anak belum pada pulang sekolah dan liat mak Iti sudah
menyediakan makanan untuk anak – anak nanti datang sekolah. Datang di babakan
sekitar 11.00 jadi saya sempet pergi ke pabuaran untuk beli boled, pisang dan
lain –lain, untuk persediaan besok pagi.
Selang beberapa
hari sudah ada pengumuman tentang hasil ujian akhir, ternyata anak saya lulus.
Sorenya setelah makan sore anak saya yang lulus di panggil oleh Maknya, di
beritahu kalau bapak dan emak habis pergi ke Brebes untuk mebicarakan tentang
kelanjutan sekolahmu. Karena bapak dan mak mu tidak mampu mebiayaimu maka bapak
dan emak telah mebicarakan pada pakde mu di brebes.
Sumber : Cerita dari Bapak SOEKYAT Bin BAWON
Juru Ketik : Alex
Rabu, 22 Februari 2017
PANCA BAKTI SHABA BUANA
PANCA
BAKTI SHABA BUANA
Kami selaku anggota pencita alam Shaba Buana dengan di
sertai rasa tanggung akan senantiasa
1.
Bertaqwa kepada tuhan yang maha esa
2.
Menjaga alam dan lingkungannya
3.
Menjaga nama baik sekolah dan organisasi
4.
Memelihara kerukunan antar anggota
pencinta alam
5.
Menghormati tatanan kehidupan
bermasyarakat
KESHABUANAAN
A.
Sejarah Pecinta Alam Shaba Buana
Pecinta
alam shaba buana pertama kali didirikan oleh A Tedi dari kuningan pada tanggal
5 oktober 1993 shaba berarti penjelajah buana berarti alam. Jadi shaba buana
adalah pecinta alam.
B.
Arti bentuk lambang :
1. Nama
organisasi : berarti
identitas PASB
2. Matahari
: melambangkan
bahwa mulanya kegiatan anggota dari dasar suci mulia
3. Gunung
: 3 unsur bumi
( tanah, air, dan bumi )
4. Garis
air : melambangkan
ketenangan jiwa, penyesuaian diri, dan sikap pantang menyerah
5. Arah
mata angin : melambangkan
PASB merupakan kegiatan yang fleksibel dan eksis di segala arah untuk mencapai
tujuan organisasi
6. Telapak
kaki manusi : melambangkan bahwa
PASB bergerak terus menerus untuk mencapai tujuan organisasi
7. Tempat
: berisi
bahwa alamat PASB
C.
Arti warna
1. Kuning
kecoklatan pada tepi lambang melambangkan tanah yang berarti semangat
2. Hijau
melambangkan ketduhan dan keimanan
3. Merah
pada matahari berarti keberanian
4. Biru
pada gunung berarti ketenangan jiwa dan kedewasaan berfikir
5. Ungu
pada warna dasar bendera berarti kemuliaan dan keagungan
6. Putih
pada telapak kaki berarti melangkah dengan niat yang suci
D.
Semboyan Pecinta Alam Shaba Buana
1. Khusus
“ sekali kita panjat tebing walau
terbentang hujan, badai angin pun tak terpantang “
2. Umum
“ tiada gunung tinggi yang tak terdaki, tiada lembah
curam yang tak terturuni “
MARS
SHABA BUANA
Di laut di darat di
hutan belantara
Shaba buana siap sedia
Tnjukan baktimu pada
negaramu
Shaba buana siap sedia
Cepat kaki ringan
tangan
Baik hati ramah tamah
Oy................oy...........
Inilah shaba
buana...........
Shaba buana...........
Shaba buana...........
Rimba raya...........
rimba raya lestarilah
MOUNTENERING
Moutenering adalah petualangan
olah raga di antaranya mendaki yang memerlukan ketahanan fisik yang kuat
A.
menurut bentuk dan jenisnya di bagi
menjadi :
1.
Hill walking yaitu mendaki bukit – bukit
landai
2.
Scrambling yaitu mendaki pada medan yang
lebih terjal
Contoh
: perjalanan pada waktu akan mencapai puncak
3.
Climbing yaitu mendaki yang membutuhkan
pengusaan tekhnik dan penggunaan peralatan yang khusus
Climbing
di bagi menjadi dua yaitu :
a. Rock
climbing pendakian pada tebing batu
b. Snow
and ice climbing pendakian pada salju dan es
Mountenering
gabungan dari semua bentuk pendakian di atas yang bisa memakan waktu berhari –
hari bahkan berbulan – bulan contohnya : EKSPEDISI KEHUTANAN
B.
Sistem pendakian
Himalaya
Style
Sistem pendakian dengan rute panjang
terdiri atas beberapa kelompok dan tempat peristirahatan ( BASE CAMP ) sehingga
dengan berhasilnya satu orang dengan seluruh tim pendakian adalah keberhasilan
tim.
Alpine
Style
Sistem pendakian yang banyak
dikembangkan di pegunungan eropa. Pendakian ini bertujuan bahwa tim harus
sampai ke puncak, baru ekspedisi dianggap berhasil.
Rapling
and rock climbing
Ada 4 macam
a). Rapling biasa
b). Rapling malam
c). Rapling komando
d). Rapling helikopter
rock climbing adalah salah satu bidang
kegiatan yang di lakukan di tebing yang tajam.
Alat alat yang di gunakan untuk rapling
dan rock climbing
a). Cara mantel : dinamis dan statis
b). Cara biner ( besi pengaman ) : skrup
( kunci ) dan snep
c). Discerder ( figur Eight )
d). Pytan
e). Tini webing
f). Harnest ( webing Praktis )
g). Sarung tangan
h). Hammer
i). Sepatu panjat tebing
j). Bubuk magnesium : serbuk untuk tanga
pada saat penjat tebing agar tidak licin
k). Angkor : pengaman utama pada saat
rapling
l). Katrol
C.
Macam macam simpul
1. Simpul
mati
2. Simpul
delapan
3. Simpul
nelayan
4. Simpul
pita
5. Simpul
kambing
6. Simpul
anyam
7. Simpul
pangkal
D.
Perlatan Pendakian
1. Ransel
/ carier
2. Slepping
Bag
3. Ponco
/ jas hujan
4. Tenda
5. Upluk
6. Matras
7. Senter
8. Celana
gunung
9. Pakaian
ganti
10. Perlengkapan
mandi
11. Batu
baterai
12. Sarung
tangan dan kaos kaki
13. Sepatu
dan sendal
14. Golok
15. Sweater
/ jaket
16. Obat
– obatan / P3K
17. Lilin
18. Panci
19. Tempat
air
PPGD
(
Pertolongan Pertama Gawat Darurat )
Yaitu memberikan
pertolongan pada saat terjadinya kecelakaan dan mempertahankan diri sendiri
agar tetap prima dalam perjalanan.
A.
Tujuan PGD
1. Mengurangi
rasa sakit yang berlebihan
2. Mencegah
terjadinya infeksi yang sering terjadi pada saat pendakian
3. Mencegah
terjadinya cacat
4. Mencegah
terjadinya kematian
B.
Penyakit yang sering terjadi pada saat
pendakian
1. Dehidrasi
2. Hipotermia
3. Patah
tulang
4. Ketegangan
atau panik
5. Keracunan
6. Cidera
7. Gigiatn
ular
8. Sesak
nafas
C.
Cara menanganinya
1. Dehidrasi
Melakukan filtrasi dari kubangan
2. Hipotermia
Tidak boleh tidur, minum air manis
hangat, ganti baju seandainya basah ( tidak boleh diam terus bergerak )
3. Patah
tulang
Melakukan bidai dengan ranting yang jatuh
agar lurus
4. Ketegangan
atau panik
Berfikir positif, optimis serta lebih
banyak berlatih mental dan fisik
5. Keracunan
Minum air garam, air kelapa agar si
korban muntah
6. Cidera
Diberi balsem lalu di pijat
7. Gigitan
ular
Di ikat sekencang kencangnya, lalu di
hisap racunanya dengan catatan si penghisap tidak boleh memiliki sariawan atau
penyakit mulut lainnya
8. Sesak
nafas
Di bawa ke alam terbuka dan di beri obat
TRIAGE
WARNA
-
MERAH = luka berat
-
KUNING = luka ringan
-
HITAM = meninggal
MOUNTAIN
SICKNESS
Yaitu gejala yang
sering terjadi pada saat kita menapaki tempat yang lebih tinggi dan rendah akan
kadar oksigen
A.
Penyakit mountain sickness
1. Endema
paru – paru
2. Aklimatisasi
3. Kepanasaan
( heat exausein )
4. Radang
dingin
MANAJEMEN
PERJALANAN
A.
Pengertian manajemen Perjalanan
Manajemen
perjalanan dapat diartikan sebagai tindakan seseorang dalam merencanakan
mengoragnissasikan, mengarahkan dan mengadakan pengawasan terhadap perjalananya
agar sesuai dengan tujuan perjalanan yang ditetapkan.
Pada
proses perencanaan perjalanan ada beberapa yang perlu diperhatikan antara lain
:
1. Apa
( what )
a). Apa kegiatan yang di rencanakan ?
b). Apa target dan tujuan ?
c). Apa rencana kegiatannya ?
d). Apa saja pembekalan yang di perlukan
?
2. Kemana
( where )
Kemana tujuan perjalanan yana aka kita lakukan
? apakah ke hutan, ke sungai, rawa, pantai, gua, tebing tinggi, laut atau yang
lainnya, di maksudkan untuk mempersiapkan pembekalan dan biaya yang di butuhkan
3. Kapan
( when )
Kapan perjalanan tersebut akan dilakukan
?
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
waktu dan lamanya perjalanan sehingga kita dapat mempersiapkan segalanya tepat
waktu dan sesuai kebutuhannya
4. Dengan
siapa ( who )
Dengan siapa kita melakukan perjalanan?
Hal ini memiliki tujuan agar kita dapat
menyelesaikan diri kita dengan orang – orang yang mengikuti perjanan tersebut.
5. Mengapa
( why )
Mengapa kita melakukan perjalanan itu ?
6. Bagaimana
Bagai mana perjalan ini dapat terlaksana
dengan baik dan sesuai target yang direncankan ?
B.
Perlangkapan perjalanan
1. Sepatu
: sepatu lapangan, kaus kaki, guiters
2. Pakaian
: baju lapangan, celana lapangan, topi lapangan, sarung tangan dan kaca mata
hitam.
3. Perlengkapan
pribadi : pakaian ganti, pakaian dalam, perlengkapan mandi.
4. Perlengkapan
masak : pematiuk api, panci / nasting, tempat air
5. Perlengkapan
tidur : jaket, sleping beg, matras
6. Menu
makanan
a. Makan
pagi
Diusahakan terdiri dari makan yang mudah
dimasak dan hangat misanya : mie instan, bubur gandum, biskuit, susu
b. Makan
siang
Sebaiknya tidak mengeluarkan makanan
yang harus di masak namun mengandung kalori yang tinggi sperti : coklat,
biskuit, dan roti
c. Makan
malam
Merupakan penyaluran hobi masak
sepuasnya karena waktuyangtersedia cukup banyak : nasi, teh manis, lauk pauk
dan sayur.
C.
Pengemasan barang ( packing )
Urutan
packing atau menyusun perlengkapan kedalam ransel :
1. Paling
bawah yang ringan ( baju dan lain – lain )
2. Tengah
yang agak berat seperti ( sleping beg )
3. Atas
yang paling berat dan paling sering digunakan ( air, P3K, makanan )
D.
Persiapan fisik
-
Pemanasan, contoh : melakukan senam
ringan
-
Melatih kekuatan otot lengan dan dada,
peregangan lengan, contoh : push up
-
Melatih otot perut dan paha, peregangan
otot betis dan paha
-
Jogging / lari dengan beban
-
Latihan angkat beban
MUSIM
PENDAKIAN
Di Indonesia musim
pendakian yang baik adalah pada bulan juni – agustus :
-
Cuaca cerah karena msuim panas
-
Bertepatan pada liburan sekolah
Seuai medannya
perjalanan dapat di bagi :
1.
Perjalanan menuju hutan rimba ( hiking )
2.
Perjalanan menuju pendakian gunung (
mount climbing )
3.
Perjalanan penelusuran pantai ( buching
)
4.
Perjalanan penelusuran sungai ( rivering
)
5.
Perjalanan penelusuran rawa ( swamping )
6.
Perjalanan penelusuran gua ( caving )
7.
Perjalanan pencairan dan penyelamatan (
SAR )
8.
Pemanjatan tebing ( rock climbing )
9.
Penyelaman ( diving )
10.
Arum jeram ( rafting )
11.
Penelitian (research )
BIVAK
ALAM
1.
Gua
a. Bukan
tempat persembunyian hewan
b. Tidak
ada gas beracun
c. Tidak
mudah longsor
2.
Cekung
a. Tidak
pada musim hujan
b. Tidak
mudah longsor
BIVAK
BANTUAN
Syarat - syarat bivak bantuan :
1.
Hindari daerah aliran air
2.
Tempat yang datar
3.
Diatas bivak tidak ada ranting yang mati
4.
Bahan kuat
5.
Jangan terlalu merusak alam
6.
Terlindung langsung dari alam
7.
Tidak mengahadap mata angin
API
Fungsi api bukan hanya
untuk memasak dan memberi kehangatan, namu jauh lebih penting lagi yaitu
memberikan semangat pada kita untuk melanjutkan hidup.
A.
Bahan – bahan untuk mebuat api
1. Panas
/ pematik
2. Bahan
bakar
3. Udara
Ketiga
unsur diatas mutlak harus ada dalam
membuat perapian, karena kekurangan salah satu unsur mengakibatkan kesulitan
membuat perapian
KODE
ETIK PECINTA ALAM
1.
Pecinta alam Indonesia sadar bahwa alam
dan isinya adalah ciptaan tuhan yang maha esa
2.
Pecinta alam indonesia sebagai bagian
dari masyarakat Indonesia, sadar akan tanggung jawab terhadap tuhan, bangsa,
dan tanah air
3.
Pecinta alam Indonesia sadar bahwa
pecinta alam sebagai mahluk yang mencintai alam sebagai anugerah tuhan yang
maha esa sesuai dengan hakekat diatas kami dengan kesadarn menyatakan :
a. Mengabdi
kepada tuhan yang maha esa
b. Memelihara
alam besertaisinya serta menggunakan sumber daya sesuai dengan kebutuhannya
c. Mengabdi
kepada bangas dan tanah air
d. Menghormati
tata kehidupan yangberlaku pada masyarakat
e. Berusaha
mempererat tali persaudaraan antar pecinta alam sesuai azas pecinta alam
f. Berusaha
saling membantu dan menghargai dalam pengabdian tuhan bangsa dan tanah air.
Sumber: Anggota PANCA BAKTI SHABA BUANA
Langganan:
Postingan (Atom)